Inseminasi Buatan (IB) atau Kawin Suntik
Dalam rangka Peningkatan populasi ternak agar terpenuhinya kebutuhan protein hewani , Kementerian Pertanian mengadakan Program SIKOMANDAN (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri) yang bertujuan untuk menambah populasi sapi dan kerbau agar dapat memenuhi produksi daging sapi dan kerbau secara nasional. oleh karena semua yang terlibat dalam kegian SIKOMANDAN meliputi Petugas/Aparatur dan peternak, senantiasa harus bekerja keras dan cerdas guna meningkatkankan produktivitas sapi dan kerbau agar parameter produksi dan reproduksi dapat tercapai optimal.
Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik adalah inovasi bioteknologi reproduksi peternakan untuk memasukkan mani (spermatozoa atau semen) yang telah diproses terlebih dahulu ke dalam saluran alat kelamin betina menggunakan alat khusus yang disebut ‘insemination gun’.
Melalui kawin alam seekor ternak atau hewan biasanya hanya mampu mengawini beberapa puluh ekor betina, sementara teknologi IB memungkinkan seekor pejantan mengawini ratusan ribu ekor ternak yang berada pada lokasi dan waktu yang berbeda.
Tujuan pelaksanaan Inseminasi Buatan agar efesiensi dan efektifitas dalam penggunaan pejantan terpilih, menghindari terjadinya penyebaran penyakit melalui kontak pejantan dan betina atau untuk mengatasi kekurangan pejantan pemacek .
Inseminasi Buatan dapat dilakukan pada ternak betina produktif indukan berumur 15-18 bulan atau ternak sudah dewasa tubuh dan menunjukan tanda-tanda birahi.
Tujuan dari Inseminasi Buatan antara lain :
- Memperbaiki mutu genetika ternak
- Tidak membutuhkan pejantan pemacek sehingga mengurangi biaya dan resiko
- Mengoptimalkan penggunaan bibit pejanjan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama
- Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur
- Mencegah penularan atau penyebaran penyakit hewan menular strategis dan penyakit reproduksi seperti brucelosis
Tanda-tanda sapi birahi adalah:
- Vulva bengkak dan berwarna merah: Vulva sapi yang sedang birahi akan terlihat bengkak dan berwarna merah.
- Keluar lendir bening: Sapi yang sedang birahi akan mengeluarkan lendir bening, bersih, dan elastis dari vulva. Lendir ini akan menggantung pada vulva.
- Suhu vulva meningkat: Suhu vulva sapi yang sedang birahi akan meningkat lebih dari 37°C.
- Gelisah: Sapi yang sedang birahi akan terlihat gelisah.
- Sering mengeluarkan suara: Sapi yang sedang birahi akan sering mengeluarkan suara yang spesifik.
- Mengibaskan ekor: Sapi yang sedang birahi akan sering mengibas-ngibaskan ekornya.
- Menaiki sesama: Sapi yang sedang birahi akan berusaha menaiki sapi lain.
- Nafsu makan berkurang: Nafsu makan sapi yang sedang birahi akan berkurang.
Sapi mengalami masa birahi setiap 21 hari, tetapi bisa terjadi antara 18 hingga 24 hari. Masa birahi berlangsung selama 6-30 jam, dengan durasi rata-rata 15-18 jam
Waktu Optimal dalam melakukan Inseminasi Buatan yaitu sekitar 9-12 Jam setelah ternak menunjukan tanda-tanda birahi yaitu ketika Kongesti (kebengkakan diuterus) dan vagina berkurang sehingga bagian tersebut relaksi, jumlah mucus berkurang menjadi transparan. (Ndujaamah,Randy, 2019)
Presentase Keberhasilan IB Menurut Trinberger dan Davis (1943)’ Hardijanto,dkk(2010)
- Awal birahi > CR 44%
- Pertengahan (9-12 Jam dr awal birahi > 82%
- Akhir masa birahi > 75%
- 6 jam sesudah akhir birahi . 62,5%
- 12 jam sesudah akhir birahi 32%
- 18 jam sesudah akhir birahi 28%
- 24 jam sesudah akhir birahi 12%
- 36 jam sesudah akhir birahi 8%
- 48 jam sesudah akhir birahi 0%
Pelaksanaan IB lebih efektif menjelang akhir masa estrus dikarenakan sperma masih harus menunggu selama 4-6 jam sebelum bertemu dengan sel telur, agar sperma tidak terlalu lama meunggu sehingga lebih efektif jika dilakukan mendekati akhir masa estrus. Pelaksanaan IB tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang karena hanya bisa dilakukan oleh tenaga Paramedis yang terlatih yang disebut Inseminator.
Faktor yang memengaruhi tingkat keberhasilan IB yaitu : seleksi pada sapi pejantan yang tepat, kualitas dan jenis sapi betina yang akan di IB, penampungan semen, penilaian kualitas semen, proses pengenceran, proses penyimpanan semen, proses pengangkutan semen, proses inseminasi, pencatatan sapi induk yang sudah di IB, Lingkungan yang bersih dan suhu yang memadai , serta bimbingan penyuluhan pada peternak sapi potong agar Peternak / Pemilik dalam menyampaikan informasi kepada petugas secara cepat dan tepat, selain itu Keahlian Inseminator juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan IB
Peningkatan produktifitas ternak dilakukan dengan mengoptimalkan betina produktif untuk memproduksi/menghasilkan anak dengan teknik Inseminasi Buatan (IB). Upaya peningkatan populasi maupun produktifitas ternak merupakan tantangan besar bagi pemerintah karena menyangkut ketersediaan dan ketahanan pangan asal hewan. Sehingga diperlukan upaya terpadu yang bersifat masif dan melibatkan lebih banyak partisipasi masyarakat maupun stakeholder terkait.